Senin, 21 Juni 2010

Koleksi Rubiks' Cube Ku Part 2

Senin, 21 Juni 2010 0
All Rubik's Cube segala Merk + Timer - Foto C

All Rubik's Cube segala Merk + Timer - Foto D


All Rubik's Cube segala Merk + Timer - Foto E
All Rubik's Cube segala Merk + Timer - Foto F

All Rubik's Cube segala Merk + Timer - Foto G
All Rubik's Cube segala Merk + Timer - Foto H

Koleksi Rubiks' Cube Ku Part 1

inilah koleksi Rubik's Cube ku semnetara ini :")..

Merk "Rubik's Cube" (2x2x2 - 3x3x3 - 4x4x4) + Timer QJ
Merk "Rubik's Cube" (2x2x2 - 3x3x3 - 4x4x4) + Timer QJ
Merk "Rubik's Cube" (2x2x2 - 3x3x3)
All Rubik's Cube segala Merk + Timer + Buku Panduan + Artikel + Silicon Oil - Foto A
All Rubik's Cube segala Merk + Timer + Buku Panduan + Artikel + Silicon Oil - Foto B

Jumat, 11 Juni 2010

Firts Time

Jumat, 11 Juni 2010 0

Update Kecepatan Rubik's Cube

masih Pemula :")

Kamis, 10 Juni 2010

Fridrich CFOP

Kamis, 10 Juni 2010 0
Fridrich CFOP (Cross, F2L-First 2 Layers, OLL-Orientate Last Layer, PLL-Permutate Last Layer)
Adalah metode yg dikembangkan Jessica Fridrich untuk speedcubing, merupakan metode yg paling umum dipakai para speedcuber.
http://www.ws.binghamton.edu/fridrich/system.html
Perlu diperhatikan bahwa metode ini tidak terlalu "friendly" untuk yg baru pertama kali hendak belajar solving Rubik's cube.
Tapi di sisi lain saya merasa pengetahuan akan metode ini juga cukup baik bagi yg baru pertama belajar, terutama di dua langkah awalnya, Cross dan F2L.
Saya juga sempat berfikir bahwa 2 tahap awal ini sudah seharusnya dipakai dan diajarkan sebagai bagian dalam beginner's method bagi yang baru pertama kali belajar solve Rubik's cube. Bagaimana menurut rekan2 yg lain? :)
Pada thread ini saya akan coba menerangkan konsep CFOP. Tutorial lengkap menyusul ya.. :)

1. Cross
Dalam membuat cross saya biasa menggunakan warna putih dan saya anjurkan untuk membuat cross di layer bawah. Mengapa? Karena hal ini akan mempercepat transisi ke tahap F2L(lebih lanjut tentang F2L pada bagian berikutnya).
Dalam speed solving di kompetisi, akan ada waktu inspeksi 15 detik (kurang) untuk melihat kondisi cube setelah di scramble, sebelum kita mulai solve.
Biasakan latihan dengan cara yang sama, ambil waktu untuk inspeksi, mungkin pada saat pertama kali belajar tidak usah dibatasi waktu, tapi selanjutnya secara perlahan coba dibatasi waktu inspeksinya sampai kurang dari 15 detik.
Gunakan waktu inspeksi untuk planning langkah2 yg diperlukan untuk membuat cross. Biasanya pada saat inspeksi, minimal saya bisa melihat bagaimana bisa memposisikan minimal 3 edge untuk membentuk cross. Tapi akan lebih baik bila kita bisa merencanakan kesuluruhan gerakan untuk membentuk cross waktu inspeksi, bahkan ada beberapa cuber yg mampu melihat pair F2L pertama dan membuat extended cross (cross+pair F2L).
Satu hal lagi yang penting, usahakan bahkan pastikan untuk selalu bisa membentuk cross dalam 8 langkah atau kurang!

2.F2L (First 2 Layers)
Dalam tahap ini kita melakukan pairing (memasangkan) antara 1 corner piece bottom layer dan satu edge piece layer kedua (tengah) untuk secara simultan di masukan (slotting) ke posisinya.
Tahap ini menurut saya adalah tahap yang paling penting dalam speed solving karena sebagian besar waktu akan dihabiskan di tahap ini. Dengan adanya 4 slot yang harus diisi berarti apabila rata2 kita membutuhkan 4-5 detik untuk pairing dan slotting di satu posisi, maka total waktu F2L adalah 16-20 detik. Bayangkan apabila kita bisa memotong waktu tersebut hanya menjadi 2-3 detik per pasangan(pair), maka waktu F2L kita hanya 8-12 detik (potensial menembus sub 20 atau solve seluruh cube dibawah 20 detik).
Berlatihlah untuk melakukan tahap ini dengan perlahan tapi tanpa terputus. Maksimalkan "look ahead", adalah bagaimana kita bisa melihat kedepan menemukan pair dan posisi potensial lainnya disaat kita sedang slotting pairing sebelumnya.

3. OLL (Orientate Last Layer)
Pada tahap ini dengan satu Algoritma (serangkaian langkah/gerakan memutar layer untuk mendapatkan suatu posisi tertentu) kita merubah stiker di layer paling atas (layer terakhir/layer ketiga) menjadi satu warna ( dalam hal ini warna kuning, apabila kita menggunakan standard color scheme dan memakai cross putih). Ada 57 kasus OLL ini termasuk mirror, dengan 57 algoritma yg harus dihafalkan.

4. PLL (Permutate Last Layer)
Pada tahap ini dengan satu algoritma kita melakukan tahap terakhir untuk solve Rubik's cube kita, dengan memposisikan piece cube di layer terakhir ke posisinya yg benar. Ada 21 kasus untuk PLL termasuk mirrornya.

Untuk mempermudah proses belajar di tahap OLL dan PLL kita dapat memakai 2 look OLL dan 2 look PLL, atau dengan kata lain merubah dari yang seharusnya memakai satu algoritma - satu pengenalan/look menjadi memakai dua algoritma - dua pengenalan/look.
Cara ini secara signifikan mengurangi jumlah algoritma yang harus dihafalkan dari total 57+21= 78 Algoritma menjadi hanya sekitar 15 Algoritma, lumayan kan :)

Sumber : http://rubikscubeindonesia.blogspot.com

Rabu, 09 Juni 2010

Shotaro "Macky" Makisumi

Rabu, 09 Juni 2010 0

Macky, begitu ia biasa dipanggil, memulai cubing sejak usia 9 tahun. Dia merupakan cuber pertama di dunia yang menembus AVG sub-15 dan menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya. Dia sempat memegang rekor dunia untuk jangka waktu yang cukup lama, dari Januari 2004 sampai Oktober 2005. Tak Cuma itu saja, dia pada masanya juga memegang banyak rekor dunia di kategori lain. Tahun 2010, Macky mulai aktif kembali di dunia speedcubing dengan mengikuti beberapa kompetisi. Salah satunya Toulouse Open, akhir Januari 2010, dimana dia berhasil meraih juara pertama untuk kategori 3x3x3… Welcome back, Macky!

Selain di bidang cubing, Macky juga banyak memperoleh penghargaan dari berbagai kompetisi matematika yang dia ikuti. Dia terkadang masih menyempatkan diri menyapa penggemarnya di website miliknya, www.cubefreak.net

Sumber : http://www.mastercubing.com

Abel Brata, Pecahkan Rekor MURI Solving Rubik's Cube


Abel Brata

Perkenalan Abel Brata dengan solving Rubik's Cube bermula ketika melihat puzzle ini dipajang di sebuah toko di mall yang terletak di Jakarta Barat, sekitar awal 2004. Walaupun di masa kecilnya dia dibelikan permainan ini, tak pernah dicobanya untuk melesaikan hingga tuntas. Berawal dari rasa penasaran, dicobalah menyelesaikan Rubik's Cube tersebut berhari-hari, namun hanya mampu menjadikan dua lapis saja. Akhirnya teringat dengan internet, dia mencoba mencari tutorialnya. Dan dengan bantuan petunjuk yang didapat dari internet tersebut, akhirnya berhasil menyelesaikan Rubik's Cube.
Kemudian ketertarikan Abel dengan speedcubing mulai muncul ketika melihat sang juara dunia waktu itu, Dan Knights, di videonya mampu menyelesaikan Rubik's Cube dalam waktu kurang dari dua puluh detik. Belum habis rasa herannya, muncul lagi seorang anak yang tiba-tiba mampu menembus rekor dunia dengan waktu yang fantastis pada waktu itu, yaitu di 12.11 detik! Dialah Shotaro "Macky" Makisumi, yang secara official boleh dibilang adalah cuber sub-15 pertama... Minat Abel di bidang speedcubing makin membara. Apalagi Macky dengan sabar membalas semua email-emailnya yang menanyakan teknik-teknik speedcubingnya.
Lalu pada bulan Januari 2007, Abel berhasil memecahkan rekor MURI untuk kategori "Menyelesaikan Rubik's Cube dalam Waktu Tercepat", yaitu 19.33 detik. Kemampuan yang masih sangat langka pada masa itu. Kemudian perkenalannya dengan rekan-rekan sehobi, Maria Oey dan Didik Danardono di tahun 2007 makin menambah kecintaannya kepada cubing. Di kompetisi Indonesia Open tahun 2009, Abel berhasil memecahkan rekor nasional untuk Rubik's Cube dengan waktu tercepat 14.44 detik. Di tahun yang sama pula dia menyabet juara kedua di Malaysia Open dan juara ketiga di Singapore Open untuk kategori Pyraminx.
Di bulan Februari 2009, Abel mendapat ajakan untuk tampil bersama Deddy Corbuzier, master mentalis Indonesia. Penampilannya di acara yang disiarkan langsung di stasiun TV nasional tersebut menarik minat banyak orang untuk mempelajari speedcubing. Yang akhirnya popularitas speedcubing makin menanjak dengan diadakannya kompetisi-kompetisi baik lokal maupun internasional di Indonesia.

Sumber : http://www.mastercubing.com

Iril, Juara Dunia dari Lenteng Agung

Iril memulai petualangannya di dunia speedcubing sejak bulan April, setelah dia menonton tayangan acara The Master di sebuah stasiun televisi swasta. Ia tertarik setelah melihat penampilan Abel Brata di acara tersebut.

“Dulu waktu kecil pernah mencoba, tapi belum pernah berhasil. Dan di The Master itu pertama kali saya melihat orang bisa menyelesaikan kubus rubik,” tutur warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, ini. Terdorong penasaran dan rasa ingin bisa menyelesaikan Rubik’s Cube, ia pun mencari informasi tentang Rubik’s Cube dan tutorialnya di internet. Ia pun pada bulan yang sama mulai bergabung dengan komunitas Jakarta Rubik’s Cube Club (JRC).

Setelah beberapa bulan bermain, dia mulai tertarik dengan blindfolded cubing atau menyelesaikan kubus rubik dengan mata tertutup. Iril pun mulai mempelajari dan berlatih metode BLD dan hasilnya dua minggu kemudian (26 Juli 2009), dia berhasil menjadi juara ketiga di kompetisi lokal yang diadakan Jakarta Rubik’s Cube Club. Di bulan berikutnya, yaitu Agustus 2009, ketika diadakan kompetisi internasional Indonesia Open, Iril kembali berhasil meraih medali perunggu di kategori Multiple Blindfolded… Hanya sekitar satu bulan semenjak pertama kali belajar!

Sumber : http://www.mastercubing.com

Merakit Rubik’s DIY Cube

Jika anda adalah seorang speedcuber yang memprioritaskan kecepatan, maka D.I.Y ( Do It Yourself ) Cube adalah solusinya. Sesuai dengan namanya Do It Yourself, berarti merakit sendiri cube mulai dari pemasangan center pieces / cubelets dengan screw (sekrup) dan spring (pegas) yang tersedia, memasang cubelets edge dan corner, test putaran cube, memasang center caps, lubrikasi, dan yang terakhir menempelkan stikernya.

Kelebihan dari Rubik’s DIY Cube adalah putarannya yang ringan serta cutting corner yang lebih baik, sehingga sangat cocok sekali digunakan oleh para speedcuber dalam meningkatkan kecepatan solving. Di samping itu, kita bisa memasang screw dan spring dengan tingkat kerapatan atau kelonggaran center piece sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan kita. Jadi, rakit dan temukan setting-an terbaik untuk Anda.

Langkah-langkah untuk merakit Rubik’s DIY Cube :

1 ) Sebelum perakitan, pastikan semua bagian cubelets + core + screw + spring tidak ada yang kurang, dan kelompokkan masing-masing bagian untuk memudahkan kita ketika melakukan perakitan.

IMG0028A

2 ) Memasang screw dan spring pada core dengan memakai obeng bunga yang ukurannya sesuai dengan screw ( obeng dalam gambar di atas kebesaran J, jadi cari obeng yang sesuai ). Kemudian dengan sedikit menekan screw-nya ke lubang core, lakukan drilling ( bor ) dengan memakai obeng bunga tersebut. Sisakan ruang sekitar 1 mm – 1.2 mm pada saat pegas ditarik antara center piece dengan core-nya. Lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak core-nya.

Core-Center Piece - Spring Screw

3 ) Ulangi langkah kedua di atas hingga semua center piece terpasang. Pastikan jarak antara core dan center piece-nya sama di setiap sisi.

Center

4 ) Langkah selanjutnya adalah memasang edge dan corner hingga terbentuk cube-nya secara utuh tanpa center caps.

IMG0037A

IMG0039A

5 ) Kemudian test putaran cube yang sudah terbentuk tersebut. Jika terasa masih longgar dan mudah pop out, maka kencangkan kembali screw-nya. Test putaran cube-nya hingga anda mendapatkan setting-an terbaik sesuai dengan kenyamanan jari-jari anda. Beberapa cuber lebih nyaman dengan cube yang disetting sedikit longgar, dan beberapa lainnya kurang nyaman karena cube mudah pop.

6 ) Selanjutnya adalah memasang center caps. Sebagai informasi, center caps Rubik’s DIY sangat mudah sekali pop, oleh karena itu gunakan lem / perekat atau pun double tape dalam memasang center caps tersebut.

IMG0042A

7 ) Lakukan lubrikasi terhadap cube anda sebelum pemasangan stiker. Di sarankan menggunakan cairan Silicon tanpa petroleum, anda bisa mendapatkannya di toko-toko yang menjual perkakas alat-alat teknik ( tools / hardware ). Para speedcuber kebanyakan menggunakan silicon dalam melubrikasi cube mereka, karena cairan kimia ini meninggalkan semacam lapisan pada permukaan plastik sehingga terasa lebih licin dan tidak kesat. Setelah lubrikasi, pasang kembali menjadi sebuah cube yang utuh.

8 ) Tahap terakhir adalah memasang stiker. Sebelumnya, pastikan bahwa bagian luar dari cube tersebut sudah bersih dari debu, kotoran, dan lain-lain, agar nantinya stiker yang sudah dipasang tidak mudah rusak. Dalam memasang stiker, ikuti skema warna standar, yaitu merah berseberangan dengan jingga, putih berseberangan dengan kuning, dan biru berseberangan dengan hijau. Jika warna stiker putih ditempatkan di atas, maka warna stiker sisi-nya secara berurutan adalah merah, biru, jingga, dan hijau.

Copy of IMG0046A

Nah, jadi deh cube-nya, mudah bukan ?

Sumber : http://cubemedan.wordpress.com

NOTASI

Konsep Dasar

Halaman ini ditujukan untuk anda cuber pendatang baru, yang ingin mengenal dan belajar lebih lanjut bagaimana caranya menyelesaikan sebuah Rubik’s Cube yang teracak.

Pepatah lama mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”, maka ada baiknya untuk anda pendatang baru tidak melewati halaman “Notasi” ini.

Sebelum melangkah ke tutorial bagian Pemula, maka mari kita pelajari terlebih dahulu konsep dasar dan notasi putaran sebuah Rubik’s Cube.

Sebuah Rubik’s Cube terdiri dari :

1) 6 ( enam ) Centers

Centers adalah bagian dari cube yang tidak bisa dipindahkan/diputar, karena merupakan sumbu axis utama tempat pemasangan edges dan corners. Centers terdiri dari 1 (satu) warna saja.

2) 12 ( duabelas ) Edges

Edges merupakan bagian dari cube yang bisa diputar, dan terdiri dari kombinasi 2 (dua) warna.

3) 8 ( delapan ) Corners

Corners juga merupakan bagian dari cube yang bisa diputar, dan terdiri dari kombinasi 3 (tiga) warna.

Lihat gambar berikut untuk lebih jelasnya, mana yang disebut centers, edges dan corners.

CEC

Notasi Putaran

Setelah itu, mari kita mengenal notasi putaran Rubik’s Cube, karena pada dasarnya notasi putaran adalah hal yang wajib di ketahui agar bisa melakukan solving ( penyelesaian ) dengan algoritma-algoritma yang tersedia.

Seperti yang kita ketahui, sebuah model kubus mempunyai 6 buah sisi. Pada Rubik’s Cube, ke-6 sisi tersebut kita namakan :

1) F = Front ( Depan )

2) B = Back ( Belakang )

3) R = Right ( Kanan )

4) L = Left ( Kiri )

5) U = Up ( Atas )

6) D = Down ( Bawah )

Untuk mengetahui sisi manakah yang disebut Front, atau mana yang disebut Right, maka lebih jelasnya bisa di lihat pada gambar berikut. ( pegang Rubik’s Cube anda dengan posisi seperti pada gambar )

UFR

Pada gambar di atas hanya menampilkan 3 buah sisi Rubik’s Cube yaitu F ( Front ), U ( Up ), dan R ( Right ). Lalu mana yang disebut B ( Back ), L ( Left ) dan D ( Down ) ? Sisi B berseberangan dengan sisi F, kemudian L berseberangan dengan R, dan D berseberangan dengan U.

F, B, R, L, U, D adalah notasi putaran Rubik’s Cube dalam bentuk huruf, yang merupakan elemen dasar dari sebuah algoritma. Untuk bisa membaca sebuah algoritma, maka kita perlu tahu arti dari notasi putaran dan bagaimana cara memutar Cube sesuai notasinya.

Algoritma adalah serangkaian putaran terhadap Cube untuk membentuk pola tertentu pada Cube, yang dirumuskan dalam bentuk notasi putaran berupa huruf / angka / simbol.

Pada dasarnya ada dua cara dalam memutar setiap sisi Rubik’s Cube yaitu :

1) Clockwise ( CW ), artinya memutar sisi Cube searah jarum jam sejauh 90 derajat.

2) Counter Clockwise ( CCW ), artinya memutar sisi Cube berlawanan arah jarum jam sejauh 90 derajat

Untuk putaran CW, direpresentasikan dengan huruf saja, misalnya : F, artinya memutar sisi Front dari Cube searah jarum jam sejauh 90 derajat.

Untuk putaran CCW, direpresentasikan dengan huruf dan tanda kutip satu ( ’ ), misalnya : R’, artinya memutar sisi Right dari Cube berlawanan arah jarum jam sejauh 90 derajat.

Sedangkan untuk memutar masing-masing sisi Cube sejauh 180 derajat baik CW maupun CCW, maka pada notasi putaran ditambahkan dengan angka “2”, misalnya : U2, artinya memutar sisi Up dari Cube searah jarum jam sejauh 180 derajat.

Notasi F, B, R, L, U, D adalah notasi putaran untuk satu sisi Cube saja ( one layer rotation / rotasi satu lapisan ). Ada juga yang disebut dengan double layer rotation / rotasi dua lapisan, yang di notasikan dengan huruf kecil yaitu : f, b, r, l, u, d. Prinsip putaran sama dengan yang one layer rotation, perbedaannya adalah untuk double layer rotation memutar dua lapisan Cube sekaligus yaitu bagian sisi Cube dan bagian tengah Cube. Misalnya : notasi putaran r2, artinya memutar sisi/lapisan kanan dan lapisan tengah Cube sekaligus searah jarum jam sejauh 180 derajat.

Berikut ini adalah beberapa gambar ilustrasi agar lebih memahami cara memutar sisi Cube sesuai notasi putarannya.

Notasi F

Notasi B

Notasi R

Notasi L

Notasi U

Notasi D

Selain itu ada juga yang disebut dengan gerakkan memotong ( slices ) yaitu memutar lapisan bagian tengah Cube saja. Notasi putaran slices ini direpresentasikan dengan huruf : S, M dan E.

Notasi S

Notasi M

Notasi E

Terakhir adalah notasi untuk memutar sebuah Cube secara keseluruhan, yang direpresentasikan dengan huruf : X, Y dan Z.

Notasi X

Notasi Y

Notasi Z

( Catatan untuk slices dan memutar keseluruhan cube : Jika notasi putaran ini ditambah dengan tanda kutip satu sesudahnya, maka artinya putaran berlawanan dengan arah jarum jam. Dan jika ditambah dengan angka “2”, maka artinya putaran sejauh 180 derajat )

Sumber : http://cubemedan.wordpress.com

Pengenalan Rubik's Cube

Rubik’s Cube atau kubus Rubik adalah sebuah teka-teki ( puzzle ) mekanis dalam bentuk tiga dimensi, yang ditemukan pada tahun 1974 oleh seorang pemahat dan profesor arsitektur dari Hungaria bernama Erno Rubik.

Pada pertengahan tahun 70-an, Erno Rubik ingin membuat sebuah model sebagai alat pembelajaran untuk membantu murid-muridnya memahami geometri tiga dimensi dan akhirnya tercipta menjadi sebuah mainan teka-teki yang paling laris di dunia.

Rubik memberi nama hasil temuannya itu “Magic Cube” – Kubus Ajaib, yang kemudian mendapatkan hak paten Hungaria dan di jual pertama kali melalui perusahaan Ideal Toy Corporation. Pada tahun 1980, perusahaan Ideal Toy mengubah nama kubus ajaib tersebut menjadi “Rubik’s Cube”. Dan hingga saat ini, lebih dari 300 juta Rubik’s Cube telah dijual di seluruh dunia. Andaikata semua kubus tersebut disusun memanjang, maka itu akan cukup untuk menghubungkan kedua kutub utara dan kutub selatan !

Sebuah Rubik’s Cube standar memiliki panjang sisi yang sama ukurannya yaitu 5.7 cm. Terbentuk dari 26 potongan kecil yang disebut juga “cubelets” atau “cubies”. Ada 6 “cubies” yang disatukan dalam sebuah kerangka yang mempunyai 6 sumbu ( axis ). Dan pada kerangka inilah, sisa 20 “cubies” dipasang sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah kubus Rubik.

Keenam sisi kubus masing-masing terdapat 9 stiker berwarna yang dibedakan warnanya setiap sisi, di mana secara umum warnanya adalah putih, merah, biru, jingga, hijau dan kuning. Dengan mekanisme poros memungkinkan setiap sisi kubus untuk diputar secara bebas, dan dengan demikian terjadi pencampuran stiker warna dari sisi kubus yang berbeda. Dan di sinilah dasar permainan teka-teki Rubik’s Cube ini, yaitu mengembalikan setiap sisi kubus dengan stiker warna yang sama, dengan menggunakan berbagai cara atau metode penyelesaian.

Handwriting MathDalam hitungan matematis, sebuah kubus Rubik tepatnya mempunyai 43,252,003,274,489,856,000 atau sekitar 43 quintillion ( 43 milyar milyar ) kombinasi posisi yang memungkinkan, walaupun seringkali hanya disebut mempunyai “milyaran” kombinasi posisi, itu dikarenakan betapa besarnya angka kemungkinan posisi tersebut hingga menjadi sulit untuk disebutkan angkanya.

Sampai saat ini telah ada berbagai cara atau metode untuk menyelesaikan sebuah Rubik’s Cube dari keadaan acak kembali ke posisi semula. Metode yang paling terkenal dan dipakai oleh para “Speedcuber” di seluruh dunia saat ini adalah Metode Jessica Fridrich, yaitu metode yang menyelesaikan sebuah Rubik’s Cube acak secara “layer by layer” ( layer = lapisan ) dengan total jumlah algoritma yang harus dikuasai sebanyak 119 algoritma di tambah dengan beberapa algoritma intuitif pada saat fase pertama metode ini. Untuk seorang pemula atau “cuber” baru tidak disarankan untuk langsung mempelajari metode Jessica Fridrich ini. Tetapi disarankan terlebih dahulu mempelajari metode pemula ( “Beginner Method” ) yang hanya butuh mengingat beberapa algoritma dan langkah intuitif saja.

Hand SolvingSelain metode Jessica Fridrich, juga terdapat metode lainnya seperti metode Lars Petrus dengan teknik penyelesaian blok per blok; metode Ryan Heise yang bisa menyelesaikan sebuah Rubik’s Cube kurang dari 40 langkah; metode Zborowski-Bruchem yang disarankan untuk para speedcuber yang sangat serius karena dibutuhkan penguasaan lebih dari 1000 algoritma.

Dengan menggunakan metode-metode di atas, memungkinkan seseorang yang berlatih secara intensif dapat menyelesaikan sebuah Rubik’s Cube acak dalam waktu yang relatif singkat, bahkan di bawah 10 detik! Dan belakangan, istilah “Speedcubing” pun muncul. Berbagai kompetisi “Speedcubing” telah digelar di beberapa negara di dunia, untuk menentukan siapa yang tercepat dalam menyelesaikan Rubik’s Cube. Kejuaraan dunia internasional yang pertama diselenggarakan di Budapest pada tanggal 5 Juni 1982, dan pada kejuaraan ini muncul seorang jawara bernama Minh Thai, seorang Vietnam yang belajar di Los Angeles, dengan catatan waktu 22.95 detik.

WCA_logoSaat ini, record dunia resmi yang diakui oleh WCA ( World Cube Association ) dengan catatan waktu tunggal untuk Rubik’s Cube 3x3x3 dipegang oleh Erik Akkersdijk, seorang Belanda, pada tahun 2008 di kejuaraan Czech Open 2008, dengan catatan waktu yang mencengangkan yaitu 7.08 detik ! Dan record dunia resmi dengan catatan waktu rata-rata dipegang oleh Tomasz Zolnowski, dengan waktu rata-rata 10.63 detik, pada kejuaraan Warsaw Open 2009. Meskipun demikian, catatan waktu ini bisa saja terpecahkan pada kejuaraan berikutnya, dengan munculnya “speedcuber-speedcuber” handal yang menguasai segudang algoritma ditambah dengan latihan yang super intensif, maka bukan tidak mungkin catatan waktu tersebut akan semakin dipertajam. Intinya adalah latihan, latihan dan latihan !


Sumber : http://cubemedan.wordpress.com

Selasa, 09 Februari 2010

Sebagian Orang "Ditakdirkan" Menua Lebih Cepat

Selasa, 09 Februari 2010 0
VARIASI gen dapat menjadi alat guna melihat seberapa cepat tubuh seseorang mengalami penuaan. Para peneliti dari University of Leicester dan King’s College London mengamati dari rantai DNA dan mendapati bahwa sejumlah orang memang terprogram dalam genetiknya menua lebih cepat.

Profesor Tim Spector dari King’s College London mengatakan, penuaan itu terkait dengan telomere, yakni bagian dari kromosom di setiap sel yang membawa kode genetik. Para peneliti mengamati lebih dari 500.000 variasi genetik dari genom manusia. Penuaan lebih cepat terjadi pada orang yang mempunyai telomere lebih pendek, baik karena memendek lebih cepat maupun memang dilahirkan dengan versi lebih pendek.

Peneliti juga menemukan sejumlah varian yang dekat dengan gen TERC. Pada orang yang membawa gen tersebut tampaknya lebih tua 3-4 tahun dari usia biologisnya. Gaya hidup yang buruk, seperti merokok, obesitas, dan kurangnya gerak tubuh, juga mempercepat penuaan. Temuan tersebut bermanfaat untuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko lebih cepat mengalami penyakit terkait penuaan. Orang lanjut usia memang lebih berisiko menderita penyakit, seperti alzheimer, parkinson, dan jantung.

http://www.sripoku.com
 
Welcome To Shinichi Ryan ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates