AIR memang sumber kehidupan yang kaya manfaat. Namun, melalui air pula penularan berbagai penyakit dapat terjadi dan fatalnya bisa mengambil kehidupan manusia.
Penyakit yang berkaitan dengan ketersediaan air, telah membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun. Bayangkan, jumlah ini besarnya 10 kali lipat dari jumlah orang yang meninggal karena perang. Kenyataan ini makin terlihat pada saat banjir. Tidak heran, dengan kondisi sanitasi yang buruk, otomatis penyakit pun gampang menyerang. "Banjir menyebabkan air kotor merebak ke mana-mana. Kotoran yang terdiri atas bakteri dan kuman ini akan menghinggapi manusia dan menyebabkan berbagai jenis penyakit," kata dr Merrdias Almatsier, mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Beberapa penyakit yang siap mengancam korban banjir adalah diare, tifus, infeksi saluran pernapasan, berbagai penyakit kulit, serta demam. Lihat fakta yang berkaitan dengan diare. Setiap hari, penyakit ini menyebabkan 6.000 kematian. Sebagian besar korbannya adalah anak-anak di bawah lima tahun.
Jumlah ini mencapai puncaknya pada 2001 silam. Sebanyak 1,96 juta orang meninggal karena diare serta 1,3 juta di antaranya merupakan anak berusia lima tahun. Selain diare, penyakit yang juga perlu diwaspadai pada saat banjir adalah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Seperti diketahui, nyamuk ini sangat suka berkembang biak di air yang menggenang.
Air banjir merupakan sarana yang paling mudah untuk penularan berbagai penyakit. Sebut saja infeksi saluran cerna, infeksi mata, pernapasan, kulit, bahkan infeksi otak dapat ditularkan lewat air. Gejala yang terjadi pada penderita infeksi saluran cerna yakni demam, diare, dan muntah. Penyakit ini terjadi akibat mengonsumsi air yang tidak sehat. Maklum, kondisi sanitasi air pada saat banjir, jauh dari higienitas. Sedikitnya sekitar 2,3 miliar orang menderita penyakit terkait dengan konsumsi air yang tidak sehat.
Dalam hal ini anak-anaklah yang paling banyak menanggung risiko karena daya tahan tubuh mereka masih amat lemah. Sekitar 60 persen kematian bayi di seluruh dunia dipicu penyakit infeksi dan parasit yang terjadi akibat mengonsumsi air yang tidak sehat. Untuk mengantisipasi berbagai penyakit di atas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Seperti mengonsumsi air minum dalam kemasan di kala banjir melanda. Cuci tangan ketika hendak makan, gunakan air matang untuk menyiram tangan, dan mengenakan alas kaki ketika berjalan di banjir.
Perlu diketahui meski saat ini sedang musim hujan, bukan berarti Jakarta memiliki air yang berlimpah. Daniel Abbas dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta mengatakan, potensi air hujan di Jakarta cukup tinggi, yaitu mencapai 2.000 juta meter kubik per tahun. "Namun yang dapat terserap ke dalam tanah hanya 26,6 persen. Sisanya terbuang sia-sia," ujarnya dalam acara Gerakan Sekali Bilas dari Molto Ultra Bilas di Jakarta, belum lama ini.
(sindo//tty)
Sumber : Okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar