Di tengah kesibukannya Helmy yahya masih menyempatkan diri menulis novel. Triwarsana perusahaan yang kini ditanganinya mungkin adalah Production House tersibuk di
Tampaknya sulit mencari orang yang tidak mengenal Helmy Yahya. Tokoh pengusaha muda yang akrab dengan dunia hiburan televisi, se-abreg aktivitas kini ditekuninya. Namun kalau boleh memilih antara menjadi seorang entertainer, pembawa acara (MC), dosen, manajer, artis, penyanyi atau menjadi seorang pengusaha, Helmy yahya lebih suka jika orang mengenalnya sebagai seorang pengusaha. Karena menurutnya ter-cebur-nya ia ke dunia entertainment hanyalah sebuah kebetulan semata. Di tengah kesibukannya Helmy masih tercatat sebagai Dosen STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) untuk mata kuliah Pemasaran, Teori Akuntansi, dan Etika Bisnis, pastilah menyenangkan menjadi salah seorang mahasiswanya. Menjadi dosen adalah salah satu komitmennya yang akan terus ia lakoni, “Saya berasal dari dunia kampus, jadi saya tidak akan meninggalkannya,” ujarnya.
Semua berawal dari sebuah pertunjukan musik di STAN, Helmy saat itu bersama teman-temannya mengundang Ireng Maulana. Tampaknya Ireng Maulana sangat terkesan dengan
Redaksi Manajemen berhasil mewawancarai Helmy Yahnya, setelah pengambilan gambar Kuis Siapa Berani. Wawancara berlangsung di dalam mobil pribadinya, karena satu jam kemudian ia harus menghadiri pertemuan dengan kliennya. Helmy memilih duduk di bangku depan, seolah ia tidak ingin tampak seperti seorang bos yang duduk di kursi belakang, dan tidak akan masuk ke mobil sebelum sang sopir membukakan pintu untuknya. Mobilnya sarat dengan tumpukan buku, sebakul penuh oleh-oleh dari
Saya tidak pernah memimpikan keberhasilan ini, karena saya memimpikannya lebih berhasil dari ini, ha…ha..ha… Tidak, saya tidak pernah bermimpi, saya pikir hidup saya akan menjadi seorang professional seperti dokter atau insinyur, saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang entertainer atau memiliki perusahaan. Saya Cuma bermimpi untuk menjadi kaya. Cita-cita saya sebelumnya adalah menjadi seorang dokter, namun anehnya saya tidak pernah menempuh pendidikan yang seharusnya ditempuh untuk menjadi seorang dokter. Saya malah memilih akuntansi, karena pada saat itu saya harus mencari sekolah yang ‘gratis’ karena saya yakin kedua orang tua saya tidak akan pernah mampu membiayai sekolah saya. Oleh karena itu saya keluar dari IPB dan masuk STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara).
Saya menyikapi anggapan orang yang menganggap saya sekarang lebih tinggi dari kakak kandung saya Tantowi Yahya secara biasa-biasa saja, saya akui saya banyak belajar darinya. Kami sama-sama memulai dari nol, jadi saya pikir kita sama-sama mensyukuri apa-apa yang telah kami dapatkan. Sekarang mungkin saya sedikit lebih unggul dari Tanto, mungkin lain waktu kembali Tanto yang lebih unggul, bagi saya nggak ada masalah, wong bersaing dengan orang lain saja saya tidak ada masalah apalagi dengan kakak sendiri.
Saya bersyukur kepada kedua orang tua saya yang memungkinkan saya untuk meraih semua ini, ayah saya sudah meninggal dan ibu saya sudah tua dan sekarang sering sakit-sakitan. Kedua saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada istri saya tercinta, Harfansi Yahya, tanpa dukungan darinya saya tidak akan menjadi seperti sekarang, juga kepada ketiga anak saya.
Saya tidak pernah membuat pentahapan dalam mencapai apa yang kini saya dapatkan, saya bukan orang yang begitu rigid dan menyusun planning, filosofi saya mengalir saja, yang penting saya berusaha untuk jalan terus, saya berusaha agar setiap hari ada sesuatu yang bertambah. Namun demikian saya tidak pernah terkejut dengan apa yang saya dapatkan, karena apa yang saya dapatkan adalah hasil dari sebuah proses, jadi saya tidak pernah mengenal apa yang dikatakan orang “aji mumpung” atau mendapatkan sesuatu dari sebuah ketidak sengajaan. Walaupun menurut saya Kuis “Siapa Berani” itu merupakan sebuah serendipity, sebuah kebetulan yang kemudian menjadi sesuatu yang sangat luar biasa.
Masa-masa ketika saya hanya menjadi dosen di STAN dengan gaji yang sangat terbatas, dengan tiga orang anak adalah masa-masa yang sulit dalam perjalanan karir saya, saat-saat seperti inilah saya mendapatkan pelajaran kehidupan. Masa kecil saya sangat memprihatinkan, saya tidak pernah minum susu, tidak pernah mengenal sabun mandi, tidak pernah mengenal shampoo, baju pun seadanya, celana saya hanya dua hingga tiga potong saja, seringkali saya bermain dengan bertelanjang dada, tidak ada yang istimewa, saya lebih banyak belajar di jalanan. Itu juga yang dialami oleh keempat saudara saya yang lainnya termasuk Tanto, kehidupan yang sangat memprihatinkan inilah yang kemudian memotivasi kami untuk menggapai kesuksesan. Ayah kami senantiasa mengatakan, “Jangan keduluan
Dari setiap kegagalan saya selalu dapat menarik pelajaran darinya, seperti ketika banyak orang yang mengatakan Film “Joshua oh Joshua” gagal, namun menurut saya tidak. Karena ternyata ketika film itu ditayangkan di televisi pada malam tahun baru ratingnya 17, dan itu adalah rating tertinggi, lebih tinggi dari acara yang dikemas secara khusus dengan biaya yang tinggi pada malam yang sama. Produser film Joshua oh Joshua masih kerap menghubungi kami, namun kami sendiri yang merasa kapok’ . Karena kita harus tahu diri, karena di film terlalu banyak menyita waktu. Dan pada awalnya ketika kami menggarap film itu tak lain sebagai bentuk apresiasi kami kepada perfilman nasional, itu saja.
Saya selalu bersiap diri untuk mengantisipasi kegagalan, bersiap diri untuk menghindari kegagalan. Misalnya saya ditunjuk untuk membawakan acara yang sama sekali baru bagi saya, tentunya akan menyebabkan rasa nervous, dan untuk menghilangkan rasa itu saya mempersiapkan diri. Contoh lainnya ketika saya beberapa saat yang lalu ditantang oleh Renny Jayusman untuk menyanyikan lagu-lagu rock di Hard Rock Café, jujur saya akui ini adalah sesuatu yang baru bagi saya, dan jika selama ini saya kerap menantang orang di Kuis Siapa Berani, lalu mengapa saya harus mundur jika saya mendapatkan tantangan. Saat itu ada rasa takut di diri saya jika saya akan gagal. Bahkan Tanto marah besar kepada saya ketika saya menerima tantangan itu, bagi Tanto buat apa saya mempertaruhkan reputasi saya untuk hal yang menurut Tanto tidak patut untuk dilaksanakan. Menurut saya satu-satunya menjawab tantangan itu adalah dengan mempersiapkan diri, bukan malah lari, dan Alhamdulillah saya berhasil, setelah pertunjukan itu saya berhasil mendapatkan kontrak, saya langsung kontrak untuk rekaman, saya juga mendapatkan kontrak untuk sebuah acara musik di televisi.
Kita membutuhkan tantangan untuk membuat diri kita menjadi lebih baik, dan jika Anda dihadapkan pada sebuah tantangan jangan mengelak dari tantangan itu, namun cobalah sekeras mungkin untuk menjawab tantangan itu, belajar dan berlatihlah secara terus menerus, dan ini yang saya lakukan.
Jika Tanto dikenal pertama kali lewat Kuis Gita Remaja, maka saya dikenal oleh khalayak luas lewat Kuis Siapa Berani, walaupun sebelumnya saya juga telah terlibat dalam banyak acara olahraga seperti NBA Games. Pengalaman saya membawa acara olahraga juga menarik, karena di
Saya juga butuh sekali tim yang baik untuk mendukung karir saya dan tentunya untuk kepentingan Triwarsana. Saat ini Triwarsana telah menangani 17 program acara televisi, dan di akhir tahun nanti Insya ALLAH akan menjadi 30 program acara. Karena bagi kami melakukan semua ini adalah tuntutan agar kami dapat terus berkembang, dan saya tidak pernah ambil pusing jika ada orang yang kemudian menganggap saya greedy. Tim saya kini berjumlah 70-an orang. Anda bayangkan setiap program setidaknya harus ditangani oleh 5-6 orang, ini artinya tim saya telah bekerja dengan baik. Alhamdulillah saya tidak pernah dibuat pusing atau frustasi memikirkan segala sesuatunya agar dapat berjalan seperti yang kami harapkan, karena saya percaya tim saya sangat mengetahui apa yang mereka lakukan. Kepercayaan adalah kata kuncinya, dan saya bersyukur seluruh tim saya adalah anak-anak muda yang dapat dipercaya, dan mereka bekerja selama 24 jam, mereka juga melakukan hal ini dengan hati yang tulus, mungkin saya telah menginspirasi mereka. Uniknya tidak ada satu pun dari anggota tim saya yang berlatar belakang dunia broadcast, termasuk saya yang berasal dari disiplin ilmu akuntansi, namun karena kita telah komitmen untuk terus belajar maka kami sebagai team work dapat dikatakan berhasil. Tidak berlebihan jika kemudian saya mengatakan, “Jika Anda ingin menyaksikan secara langsung the magic of team work lihatlah bagaimanana kami bekerja.”
Saya baru bisa tidur jam 12 malam. Biasanya saya menyempatkan diri untuk berenang sebentar antara 10 hingga 15 menit, bagi saya saat seperti ini adalah saat saya dapat melakukan relaksasi, sehingga kepenatan seharian bisa saya tuntaskan. Setelah itu saya lanjutkan dengan membaca buku. Aktivitas saja buka dengan melaksanakan Shalat Subuh. Jam 8 pagi saya harus sudah berada di Indosiar untuk Kuis Siapa Berani. Anda bayangkan dengan 17 program acara, kadang saya harus menyusun waktu sedemikian rupa agar saya bisa menyaksikan proses pengambilan gambar dari ke-17 program tersebut. Belum lagi dengan 6-7 kali meeting dalam seharinya. Malam harinya saya juga kerap didaulat untuk menjadi MC pada acara-acara tertentu. Dan saya bersyukur masih dapat mengaturnya dengan baik, sehingga tidak ada satupun yang tertinggal, terutama perhatian saya kepada keluarga saya, bagi saya ini adalah prioritas
Sumber : http://swadexi.blogspot.com
Kesimpulan :
- Hidup ini seperti layaknya Air, jadi mengalir saja yang penting berusaha jalan terus agara setiap harinya ada sesuatu yang bertambah.
- Helmi Yahya selalu berkata apa yang saya dapatkan sekarang adalah akumulasi dari kerja keras dan keprihatinan yang telah dilaluinya selama ini.
- Bersiap diri untuk mengantisipasi kegagalan, serta bersiap diri untuk menghindari kegagalan.
- Kita membutuhkan tantangan untuk membuat diri kita menjadi lebih baik.
- Jika kita dihadapkan pada sebuah tantangan janganlah mengelak dari tantangan itu. Namun cobalah sekeras mungkin untuk menjawab tantangan tersebut.
- Belajar dan berlatihlah secara terus menerus.
- Di dalam membangun karir dan perusahaanya, Helmi bekerja secara tim (Team Work) untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Pendapat Saya :
Saya sangat terkesan sekali dengan profil sukses seorang Helmi Yahya yang saya kutip dari internet ini. Banyak nilai-nilai positif dan berguna serta hikmah dibalik cerita ini, diantaranya :
- Kita tidak bisa menghentikan waktu, karena waktu diibaratkan seperti air yang mengalir. Jadi selalu berusaha agar setiap harinya ada sesuatu yang bertambah dari hidup ini.
- Kita jangan hanya melihat ‘hasil akhir’ yang telah dicapai oleh seorang pengusaha, tetapi lihatlah juga bagaimana ‘proses’ untuk mencapai hasil akhir tersebut.
- Milikilah Manajemn Waktu yang baik jika kita ingin sukses.
- Kegagalan tidak harus ditakuti ataupun dihindari, tetapi bagaimana mengubah kegagalan itu menjadi kesuksesan. Sebab ada kesuksesan tanpa adanya kegagalan didalamnya.
Profil Helmi Yahya
Nama : Helmy Yahya
Lahir : Palembang, 6 Maret 1962
Saudara : Wardia Yahya , 54, wiraswasta, Palembang
H. Alimin Yahya , 50, wiraswasta, Palembang
Dalilah Yahya , 45, wiraswasta, Palembang
Tantowi Yahya , 40, wiraswasta, Palembang
Pendidikan:
SDN 115 Palembang, 1975 (Lulusan Terbaik)
SMPN 2 Palembang, 1978 (lulusan Terbaik II)
SMAN 1 Palembang, 1981 (Lulusan Terbaik)
D-III STAN, Jakarta, 1984 (Lulus Rangking I)
D-IV STAN (Akuntan), Jakarta, 1990 (Lulus Rangking I)
University of Miami , Florida, USA, Master of Professional Accounting, GPA 3.6 (Agustus 1991-Juni 1992), Beasiswa dari Bank Dunia
Pekerjaan:
1. Kantor Akuntan Mustafa Lubis, 1985
2. Accounting and Finance Manager Ireng Maulana Production, 1987- 1989
3. Asisten Dosen STAN, 1984-1987
4. Dosen Akademi dan STIE YAI, 1984-1995
5. Dosen STIE Perbanas, 1996-1999
6. Ani Sumadi Production, 1989-1999
7. PT. Triwarsana, 1999-sekarang
8. PFN, 2001
Pekerjaan Lainnya:
1. Pesona Nada (TVRI) bersama Addie Ms. dan Ida Arimurti (Konsep dan Skenario)
2. Kuis Serba Prima (TVRI, 1989-1991), Ani Sumadi Production (Pra-Produksi dan Pembuat Soal)
3. Kuis Gita Remaja (TVRI, 1989-1993), Ani Sumadi Prod. (Pra-produksi, Pembuat Soal dan Floor Director)
4. Kuis Berpacu Dalam Melodi (TVRI, 1989-1998), Ani Sumadi Prod. (Pra-Produksi, Pembuat Soal dan Floor Director)
5. Kuis Siapa Dia (TVRI, 1992-1998), Ani Sumadi Prod. (Pra-Produksi dan Floor Director)
6. Kuis Aksara Bermakna (TVRI, 1989-1996), Ani Sumadi Prod. (Tim Kreatif, Tim Soal dan Floor Director)
7. Kuis Aksara Bermakna (Anteve, 1997), Ani Sumadi Prod. (Tim Kreatif, Tim Soal dan Floor Director)
8. Kuis Tak Tik Boom (RCTI, 1992), Ani Sumadi Prod. (Tim Kreatif, Tim Soal dan Floor Director)
9. Kuis Lacak Dunia (TVRI, 1993-1995), Ani Sumadi Prod. (Ide Kreatif, executive Producer, Tim Soal dan Floor Director)
10. Kuis Gerak-gerik (SCTV, 1995), Ani Sumadi Prod. (executive Producer dan Floor Director)
11. Kuis Double-O (Indosiar, 1996), Ani Sumadi Prod. (Ide Kreatif, Tim Soal, executive Producer dan Floor Director)
12. Kuis Sang Juara (TPI, 1995-1996), Ani Sumadi Prod. (executive Producer, Marketing, Soal dan Host)
13. Kuis Lempar Bersambut (TPI, 1995-1997), Ani Sumadi Prod. (Ide Kreatif, Soal, executive Producer dan Floor Director)
14. Kuis Persembahanku (Indosiar, 1996-1997), Ani Sumadi Prod.
(Ide Kreatif, Soal, executive Producer dan Floor Director)
15. Kuis Joshua (Indosiar, 1999), Joshua Enterprise (Producer)
16. Kompilasi (TVRI), Bofatrindo Sukses (Producer)
17. Main Bersama Joshua (Indosiar, 1999), Joshua Enterprise
(Producer)
18. Kuis Kata Demi Kata (SCTV, 1999), Helmy Yahya Production (Ide Kreatif, Producer dan Soal)
19. Kuis Kurcaci-kurcaci (TPI, 2000), Helmy Yahya Prod. (Ide kreatif, Producer dan Soal)
20. Pesta Bintang (SCTV, 2000), PT. Triwarsana (Ide Kreatif dan
executive Producer)
21. ASAL (SCTV, 2000), PT. Triwarsana (Ide Kreatif dan executive
Producer)
22. Kafe Dangdut (TPI, 2000), PT. Triwarsana (Ide Kreatif dan
executive Producer)
23. Kuis Digital LG Prima (Indosiar, 2000), PT. Triwarsana (Rekrut
Peserta dan Soal)
24. Kuis Sikat 1 Milyar Pepsodent (Indosiar, 2000), PT. Triwarsana (Ide Kreatif, Producer dan Soal)
25. Terserah (SCTV, 2000), PT. Triwarsana (Ide Kreatif dan
executive Producer)
26. Mimpi Kali Yee (SCTV, 2000), PT. Triwarsana (Ide Kreatif dan
executive Producer)
27. Kuis Siapa Berani (Indosiar, Desember 2000), PT. Triwarsana (Ide Kreatif, executive Producer, Soal dan Host)
Presenter (Host Rutin):
1. NBA Games (RCTI, 1992-1993)
2. NBA Games dan NBA Action (SCTV, 1994-2000)
3. KOBATAMA (SCTV, 1994-sekarang)
4. Kuis Sang Juara (TPI, 1995-1996)
5. Kuis Sang Juara (TVRI, 1998-1999)
6. Kuis Siapa Berani (Indosiar, Desember 2000-sekarang)
Sumber : http://www.tokohindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar